Minyak jelantah yang selama ini kurang dimanfaatkan, kini dapat digunakan menjadi bahan bakar biodiesel. Bahkan di Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini, minyak jelantah yang merupakan limbah rumah tangga, industru makanan, dan hotel telah dipakai sebagai campuran bahan bakar bus angkutan umum.
Minyak jelantah yang dicampur dengan metanol di dalam mesin pengolahan khusus dijadikan reaksi sekaligus untuk mereduksi kadar air. Sehingga minyak jelantah bisa langsung digunakan sebagai bahan bakar. Bahkan setelah diujicoba dengan komposisi 30 persen minyak jelantah dan 70 persen solar kondisi mesin kendaraan sama sekali tidak terganggu. "Bagus. Kita tak lihat ada pengaruh apa-apa," kata Hari Harsono, Direktur Bus Transpakuan, di Bogor, Ahad (18/11).
Dari hasil penelitian Institur Pertanian Bogor (IPB), minyak jelantah memenuhi standar biodiesel dan mengurangi polusi udara. "Pengaruh minyak jelantah biodiesel terhadap kendaraan sama seperti biodiesel yang lain, yaitu mengurangi asap" jelas Doktor Erliza Hambali, peneliti IPB.
Meski lebih murah dan ramah lingkungan, untuk memperoleh minyak jelantah yang harganya hanya Rp 2.000 per liter kini masih sulit. Sehingga, hanya kalangan terbatas saja yang sudah menggunakan biodiesel minyak jelantah. Sumber : Liputan6/VM
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more